Kak PAIS

Peresmian Curug Edufarm Center

Hari

Peresmian Curug Edufarm Center PAIS Foundation: Wujud Komitmen Terhadap Pendidikan dan Ketahanan Pangan

Pada hari Kamis, 29 Agustus 2024, PAIS Foundation secara resmi membuka Curug Edufarm Center yang terletak di Jalan Curug Wetan, Kp. Blok Sawo No. 37 RT 001/RW 006, Curug Wetan, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Banten. Acara peresmian ini berlangsung meriah dengan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Camat Curug, stakeholder setempat, dan para mitra PAIS Foundation.

Acara ini merupakan salah satu langkah penting PAIS Foundation dalam mewujudkan visi pendidikan berbasis lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah Tangerang. Curug Edufarm Center didirikan dengan tujuan untuk menjadi pusat edukasi pertanian yang memberdayakan masyarakat melalui kegiatan bercocok tanam, khususnya di bidang pertanian organik.

Rangkaian Acara Peresmian

Peresmian Curug Edufarm Center dimulai dengan pemotongan pita yang secara simbolis dilakukan oleh Camat Curug sebagai tanda dimulainya operasional Edufarm. Selain itu, acara ini juga diwarnai dengan santunan untuk anak yatim, yang menjadi bagian dari program sosial PAIS Foundation untuk terus berbagi kepada yang membutuhkan.

Momen yang paling dinantikan dalam acara ini adalah panen bersama, di mana seluruh tamu undangan dan warga sekitar diberi kesempatan untuk memetik sayuran organik yang ditanam di Edufarm. Para peserta sangat antusias karena bisa menikmati hasil panen sayuran sehat sepuasnya. Sayuran organik yang dipanen ini bukan hanya sehat tetapi juga merupakan wujud dari komitmen Curug Edufarm Center terhadap gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Harapan Ke Depan

Peresmian Curug Edufarm Center ini tidak hanya menjadi momen penting bagi PAIS Foundation, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari adanya pusat edukasi pertanian ini. Curug Edufarm Center diharapkan menjadi tempat belajar dan berlatih, terutama bagi siswa-siswa dan masyarakat umum, mengenai pentingnya pertanian organik dan bagaimana pertanian bisa dijadikan sebagai salah satu solusi bagi permasalahan ketahanan pangan.

Acara ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, dalam menciptakan program yang bermanfaat bagi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. PAIS Foundation berharap, Curug Edufarm Center akan terus berkembang dan menjadi model bagi program-program serupa di daerah lain.

Dengan diresmikannya Curug Edufarm Center, PAIS Foundation semakin menunjukkan dedikasinya dalam mendukung pendidikan yang berkelanjutan serta memperjuangkan kesejahteraan sosial melalui kegiatan pertanian yang inovatif dan bermanfaat.

tidur

4 Waktu yang Dilarang Untuk Tidur Menurut Medis dan Islam, Yang Sering Disepelekan!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sobat PAIS FOUNDATION yang dirahmati Allah SWT

  1. Tidur Setelah Sholat Subuh Atau Tidur di Waktu Pagi

Tidur di pagi hari membuat tubuh menjadi lemah dan lesu, serta akan menghilangkan waktu yang sangat produktif. Selain itu, tidur pagi termasuk akhlak dan kebiasaan para ulama salafus sholihin dan tidak sesuai dengan perintah dan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ibnul Qayyim berkata, “Ada empat hal yang menghambat datangnya rezeki yaitu: tidur di waktu pagi, sedikit sholat, malas-malasan dan berkhianat”.

  1. Tidur Setelah Sholat Ashar Menjelang Magrib

Jika tidur di sore hari akan membuat keadaan seperti linglung, mendorong, badan sakit, dan mengubah seperti orang sakit. Jika terlalu sering tidur di sore hari akan membuat jiwa atau pikiran semakin buruk. Sebagian ulama mengatakan: “Siapa pun yang tidur selepas waktu ashar sehingga terhindar kejiwaannya, maka janganlah ia mencaci selain dirinya sendiri”.

  1. Tidur Setelah Selesai Makan

Jika selesai makan langsung tidur, maka proses pencernaan tidak berjalan maksimal akan menyebabkan ketidaksempurnaan dalam proses pencernaan. Karena tidur setelah makan juga dapat mencegah kesehatan.

  1. Tidur Sepanjang Hari

Tidak baik tidur sepanjang hari, kecuali dalam keadaan dan kondisi yang tidak memungkinkan seperti sakit. Terlalu banyak tidur juga tidak perlu dalam Islam dan hukumnya makruh. Banyak tidur dapat mengubah hati, menimbulkan kemalasan, dan gangguan pada tubuh.

Barakallah fiikum

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua

Bodoh

BETAPA BODOHNYA KITA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sobat PAIS FOUNDATION yang dirahmati Allah SWT.

Kita mengetahui bahwa Sholat Sunnah dua raka’at sebelum Subuh lebih mulia daripada dunia dan isinya. Akan tetapi sayang, kita mengabaikannya begitu saja, tanpa pernah menyesalinya.

Kita mengetahui, bahwa Sholat secara berjamaah itu akan mendapat lebih 27 derajat dibanding Shalat bersendirian….
Akan tetapi ruginya, kita masih tidak mampu untuk berjamaah di Masjid atau Surau…

Kita mengetahui, bahwa ucapan Subhaanallaahi wa bihamdihi sebanyak 100 kali dalam sehari akan menghapuskan dosa-dosa kita, walaupun dosa kita sebanyak buih di lautan….
Akan tetapi sayang, berapa banyak hari kita yang berlalu tanpa kita mengucapkannya sedikitpun….

Kita mengetahui, bahwa pahala dua rakaat Dhuha setara dengan pahala 360 sedekah… Akan tetapi sayang, hari berganti hari tanpa kita melakukan sholat Dhuha….

Kita mengetahui, bahwa orang yang berpuasa sunnah karena Allah satu hari saja, akan dijauhkan wajahnya dari api Neraka sejauh 70 musim atau 70 tahun perjalanan….
Akan tetapi sayang, kita tidak mau menahan lapar…dan haus…

Kita mengetahui, bahwa siapa yang menjenguk orang sakit akan diikuti oleh 70 ribu Malaikat yang memintakan ampun untuknya….
Tetapi sayang, kita belum juga menjenguk satu orang sakit pun minggu ini…

Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu membangun Masjid karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala walaupun hanya sebesar sarang burung, akan dibangunkan sebuah rumah di Syurga…..
Akan Tetapi sayang, kita tidak tergerak untuk membantu pembangunan Masjid walaupun hanya dengan beberapa puluh ribu atau seribu rupiah….

Kita mengetahui, bahwa siapa yang membantu ibu tunggal dan anak yatimnya, pahalanya seperti berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa sepanjang hari tanpa berbuka, atau orang yang shalat sepanjang malam tanpa tidur….
Tetapi sayang, sampai saat ini kita tidak berniat membantu seorang pun anak yatim….

Kita mengetahui, bahwa orang yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, baginya sepuluh kebaikan dan satu kebaikan akan di lipatgandakan sepuluh kali…..
Tetapi sayang, kita tidak pernah meluangkan waktu membaca Al-Qur’an dalam jadwal harian kita….

Kita mengetahui, bahwa Haji yang mabrur, tidak ada pahala baginya kecuali Syurga, dan akan diampuni dosa-dosanya sehingga kembali suci seperti saat dilahirkan oleh ibunya….
Tetapi sayang, kita tidak bersemangat untuk melaksanakan Haji, padahal kita mampu melaksanakannya….

Kita mengetahui, bahwa orang mukmin yang paling mulia adalah yang paling banyak Shoalat Malam, dan bahwasanya Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya tidak pernah meremehkan Sholat Malam di tengah segala kesibukan dan jihad mereka…..
Tetapi sayang kita terlalu meremehkan sholat malam….

Kita mengetahui, bahwa hari Kiamat pasti terjadi, tanpa ada keraguan, dan pada hari itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan membangkitkan semua yang ada di dalam kubur…..
Tetapi sayang, kita tidak pernah mempersiapkan diri untuk hari itu….

Kita sering menyaksikan orang2 yang kita kenal dan kita sayangi meninggal mendahului kita….
Tetapi sayang, kita selalu hanyut dengan senda gurau dan permainan seakan kita mendapat jaminan hidup selamanya….

Ya Allah… betapa bodohnya diri ini….
Ketika semua amalan itu berlalu tanpa sedikitpun penyesalanku….

Betapa tiada berartinya hidupku ini….
Aku menginginkan Surga….tapi aku tidak bersungguh sungguh utk menggapainya…..
Usiaku berlalu begitu saja…

Maka 1000 tahun pun usiaku… akan tiada artinya bagiku….jika SURGA itu hanya sekedar angan-angan belaka… tanpa adanya amalan yg nyata….

Semoga bermanfaat
Barakallahu fiikum

HARI MARITIM NASIONAL

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh..

Hai sobat PAIS FOUNDATION
Sudah tahu belum tentang hari Maritim Nasional??

Menurut sobat hari nasional jatuh pada tanggal 21 Agustus atau 23 September?
Nah, agar sobat tidak bingung, mari kita simak penjelasannya

Hari Maritim Nasional diperingati setiap tahun sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan besarnya potensi maritim di tanah air. Hari Maritim Nasional sebenarnya jatuh pada tanggal 23 September, bukan tanggal 21 Agustus.

Lantas, bagaimana sejarah Hari Maritim Nasional? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Dilansir situs resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Hari Maritim Nasional diperingati setiap tanggal 23 September. Peringatan tersebut berawal dari peresmian Angkatan Laut oleh Presiden Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan penetapan Deklarasi Djuanda. Berikut rinciannya.

Tahun 1953: Presiden Soekarno meresmikan Angkatan Laut Indonesia
Tahun 1957: Presiden Soekarno mengumumkan Deklarasi Djuanda yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia meliputi laut sekitar, di antara, dan di dalam Kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI
Tahun 1964: Melalui Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I, Presiden Soekarno mengeluarkan SK Nomor 249/1964 yang menetapkan tanggal 23 September sebagai Hari Maritim Nasional.

“Pada tahun 1964 atau setahun setelah Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I, Presiden Soekarno menerbitkan Surat Keputusan Nomor 249 tahun 1963 mengenai Hari Maritim. SK tersebut menetapkan tanggal 23 September menjadi Hari Maritim Nasional,”

Apa Isi Deklarasi Djuanda?
Deklarasi Djuanda menjadi salah satu latar belakang peringatan Hari Maritim Nasional. Lalu, apa isi dari Deklarasi Djuanda tersebut? Simak poin-poinnya di sini.

Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang memiliki corak tersendiri
Sejak dahulu kala, kepulauan nusantara sudah satu kesatuan
Ketentuan ordonasi 1939 tentang Ordonasi dapat memecah belah kesatuan Indonesia.
Adapun tujuan Deklarasi Djuanda adalah:

Mewujudkan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan berdaulat
Menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara kepulauan
Mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI.

Namun, masih ada beberapa pihak yang memperingati Hari Maritim Nasional pada 21 Agustus. Mengapa terdapat dua versi peringatan Hari Maritim Nasional?

Peringatan Hari Maritim Nasional pada 21 Agustus didasari peristiwa 21 Agustus 1945. Saat itu, angkatan laut Indonesia berhasil mengalahkan armada militer laut Jepang yang memiliki peralatan dan persenjataan lebih canggih. Kemenangan ini kemudian menjadi dasar peringatan Hari Maritim Nasional, 21 Agustus.

Sedangkan, penetapan Hari Maritim Nasional tanggal 23 September didasari oleh Surat Keputusan (SK) Nomor 249/1964. Saat itu, penetapan Hari Maritim Nasional diputuskan oleh Presiden Sukarno setelah Musyawarah Nasional (Munas) Maritim I tahun 1963.

“Tahun 1964 atau setelah Munas Maritim I, Presiden Soekarno menerbitkan SK Nomor 249 tahun 1964 mengenai Hari Maritim. SK ini mengatur dan menetapkan bahwa tanggal 23 September menjadi Hari Maritim Nasional,”

Hari Maritim Nasional memiliki tujuan supaya masyarakat Indonesia sadar potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara maritim dan peringatan ini juga dimaksudkan untuk merayakan segala hal yang telah dilakukan pemerintah dalam hal kedaulatan kemaritiman di Indonesia.

SEJARAH HARI KEMERDEKAAN RI 17 AGUSTUS 1945

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Hai Sobat PAIS FOUNDATION
Selamat Dirgahayu RI ke 77, MERDEKA!!!

Sobat PAIS sudah tahu kah sejarah tentang Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945?? Nah yang belum tahu, yuk simak sejarahnya dibawah ini

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI memiliki sejarah yang sangat menarik. Sebab, pada awalnya teks proklamasi yang disiapkan merupakan naskah Piagam Jakarta yang cukup panjang.

Berikut isi dari teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia:

Proklamasi, Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta

Isi teks naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini sangatlah singkat. Namun ternyata, ada sejarah menarik di balik perumusan naskah tersebut.

Sejarah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, menurut sejarawan Universitas Indonesia (UI) Bondan Kanumoyoso menjelaskan ketika penyusunan dan perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda, naskah awalnya belum ada.

“Sebetulnya teks (naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia) itu sudah disiapkan, yang dimaksudkan dengan teks proklamasi itu adalah naskah Piagam Jakarta,” ujar Bondan seperti pernah diberitakan Kompas.com, Senin (16/8/2021).

Sebelum perumusan naskah dua kalimat dalam teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, saat itu Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok oleh para pemuda. Kala itu, kata Bondan, PPKI belum sempat mengadakan sidang.

Upaya para pemuda membawa dua tokoh penting dilakukan karena dikhawatirkan akan terjadi revolusi Jakarta. Kemudian, Soekarno menanyakan apakah ada yang mengingat bunyi Piagam Jakarta.

Sayangnya, para tokoh penyusun naskah proklamasi itu pun tak ada yang mengingatnya. Soekarno, Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo, selanjutnya merumuskan bersama teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Kali ini pun, teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga kembali digemakan di upacara peringatan Hari Kemerdekaan Ke-77 Republik Indonesia, 17 Agustus 2022 di Istana Negara.

Pada 77 tahun silam, teks Proklamasi tersebut ditulis oleh Soekarno, karena para tokoh yang hadir menilai bahwa tulisan Bung Karno dianggap paling bagus.

“Namun yang mendikte kata-kata dalam teks tersebut adalah Hatta. Sebab menurut Soekarno, gaya bahasa Hatta yang terbaik. Tetapi ia (Hatta) juga lupa isi Piagam Jakarta,” terangnya.

Bondan menambahkan, hanya ada dua kalimat dalam naskah teks proklamasi Indonesia saat itu.

Asal-usul dua kalimat dalam perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini muncul, lantaran Bung Hatta hanya mengingat kalimat terakhir dari naskah Piagam Jakarta.

Kalimat itulah yang kemudian menjadi kalimat pertama dari teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, berbunyi, ‘Proklamasi. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia’.

Pada kalimat kedua, Bondan menerangkan, harus mengandung pengertian bahwa setelah menyatakan kemerdekaan, maka harus ada pemindahan kekuasaan.

“Karena kemerdekaan tanpa kekuasaan maka tidak ada artinya. Maka bagian kedua yang didiktekan oleh Hatta dan dicatat oleh Soekarno berbunyi, ‘Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.’,” tutur Bondan.

Dilansir dari laman Kemdikbud edisi 16 Agustus 2019, pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, Hatta dan Soebardjo di ruang makan Maeda.

Naskah sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran tersebut lalu selesai dibuat 2 jam kemudian. Naskah teks proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik.

Tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah mengetik naskah proklamasi. Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani.

Pada 17 Agustus 1945, pukul 10.00 naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno di teras rumahnya, yang beralamat di Jalan Pegangsaan Timur dengan suasana khidmat. Sekarang, lokasi itu menjadi Monumen Proklamasi atau Tugu Proklamasi.

Dikatakakan pula, peran para pewarta sangat penting dalam peristiwa ini. Di antaranya termasuk Frans dan Alex Mendoer dari IPPHOS yang mengabadikan momen pembacaan proklamasi, serta BM Diah dan Jusuf Ronodipuro membantu penyebaran berita proklamasi lewat berbagai cara seperti radio, surat kabar, telegram, hingga melalui lisan.

Dan menurut ust. Adi Hidayat, proklamasi yang di laksanakan tepat 17 Agustus dihari Jumat itu tahun 1945, jam 10 pagi di jalan Pegangsaan timur Nomor 56.

Menurut Ustadz Adi hidayat, jangan lupakan nomor 56 nya. Karena nomor itu penting, dimana menunjukan tempat tertentu.

“Kalau cuman jalannya saja, berarti ‘maaf ya proklamasi berlangsung di jalan’. Kerena tidak ada nomornya, sementara nomor itu bisa menunjukkan kedudukan atau tempat”, kata Ustadz Adi hidayat

Pertanyaan saya kenapa tidak pernah dijelaskan di buku sejarah?

Siapa yang punya rumah tempat nomor 56 tersebut jalan pegangsaan timur nomor 56, rumah siapa nomor 56 itu?

“Ternyata, itu rumah seorang pengusaha muslim keturunan Yaman, yang sangat cinta dengan Negara kesatuan Republik Indonesia”, jelasnya.

“Beliau mewakafkan rumahnya, untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Namanya adalah Syeikh faradj bin marta mewakafkan rumahnya untuk proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia”, sambungnya.

“Ketika,Insinyur Soekarno datang kesitu dalam keadaan masih lemas, ada kemudian penyakit dalam tubuhnya
Maka, diberikan madu yaman oleh beliau di malam harinya. Siang nya sudah fresh”, kata Ustadz Adi

Setelah keadaan membaik, maka digelorakan kemudian proklamasi bangsa Indonesia bersama bung hatta.

Menurut Ustadz Adi Hidayat,Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia itu memiliki saham yang kuat dari pertemuan dan perjuangan para ulama.

“Karena itulah teriakan takbir yang digelorakan oleh bung Tomo dari Surabaya itu Allahu Akbar-Allahu Akbar
Terjemahan takbir itu kalau diterjemahkan dalam bahasa indonesia artinya Allah Maha Besar dan Allah Maha Kuasa”, sambungnya.

Kalimat Allah yang Maha kuasa itu, negara Republik indonesia kemudian mengapresiasi kemudian menanamkan dalam undang-undangnya.

“Baca pembuakaan Undang-Undang Dasar 1945, Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa. Dan dengan di dorongkan oleh keinginan luhur”, kata Ustadz Adi hidayat

“Jadi keinginan luhur itu diletakkan di akhir, setelah Allah yang Maha kuasa.
Karena dari dulu itu memang punya keinginan luhur untuk merdeka tapi belum dapat”, tuturnya

“Siapa kemudian yang mempercepat keinginan luhur itu, Allah yang Maha kuasa”, pungkasnya

LEBARAN ANAK YATIM 10 MUHARRAM

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh..
Hai Sobat PAIS FOUNDATION

sudah tahu kah kamu tentang lebaran anak yatim? Yang belum tahu yuk simak penjelasannya dibawah ini

Tradisi menyantuni anak yatim pada tanggal 10 Muharram memang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini dilakukan oleh para ulama maupun masyarakat umum.

Lalu, muncul istilah Idul Yatama (Hari Raya Anak Yatim) dari tradisi tersebut. Namun, Idul Yatama adalah momen untuk membahagiakan hati anak yatim. Tidak dimaksudkan sebagai hari raya seperti Idul Fitri atau Idul Adha.

Istilah Idul Yatama (Hari Raya anak yatim) sebenarnya hanyalah ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim, sebab pada saat itu banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.

Dalam hadits riwayat Abu Dawud ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri :

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ “

Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya:

“Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134).

Momentum 10 Muharram dijadikan sebagai Idul Yatama, berdasarkan anjuran untuk menyantuni anak-anak yatim pada hari tersebut.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim. Dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram).

Di mana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.

Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.

Penjelasan tentang kemuliaan bulan Muharram ini ditulis oleh KH Sholeh Darat pada bulan Muharram tahun 1317 H.

Dan ini penjelasan Menurut Buya Yahya menjelaskan bagaimana posisinya lebaran anak yatim dalam Islam.

“Hari raya Islam itu ada dua, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Tidak ada lebarannya anak yatim terus kita santuni di Bulan Muharam,” kata Buya Yahya.

Ia menuturkan, kalau mau menyantuni anak yatim, jangan saja di Bulan Muharam. Bulan-bulan lainnya juga bagus.

“Kalau orang mau menyantuni anak yatim di bulan Muharam juga boleh. Namun, jangan dikhususkan di bulan Muharam saja. Anak yatim ketika makan tidak hanya di bulan Muharam, tapi setiap hari dan tiap bulan,” ujarnya.

Puasa di bulan Muharam pada 10 Muharam, kata Buya Yahya, ada peristiwa yang sangat besar. Dimana, Nabi Muhammad memerintahkan kepada para sahabatnya untuk berpuasa pada 10 Muharam.

“Dimana para sahabat nabi langsung menjalankan dan bertanya secara Iman. Sahabat nabi bertanya, 10 Muharam adalah hari yang diagungkan Yahudi, sementara engkau melarang kami menyerupai kaum lain,” tutur Buya Yahya.

Buya Yahya melanjutkan, apa jawaban Nabi Muhammad, kalau seandainya aku hidup di tahun yang akan datang aku akan berpuasa tanggal 9 Muharam.

Maka tolong ini diamalkan, berniatlah untuk tanggal 10 Muharam. Karena bulan yang agung di bulan Muharam adalah tanggal 10 yang disebut dengan Asyuro,” ucap Buya Yahya.

Jadi, kata Buya Yahya, agar berbeda dengan kaum Yahudi, maka puasanya jangan tanggal 10 Muharam saja. Tapi ditambahkan dari tanggal 9 Muharam.

“Kesunahan ditambah kesunahan, puasanya bukan tanggal 10 saja, mulai tanggal 9 dan 10 Muharam, mari kita berpuasa. Apabila tanggal 9 tidak sempat berpuasa, maka ditambah lah menjadi tanggal 10 dan 11 Muharam untuk berpuasa,” ungkapnya.

Kemudian Seperti dikutip dari situs resmi NU, KH Sholeh Darat menyebutkan dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram.

“Bahwa awal Muharram itu adalah tahun barunya seluruh umat Islam. Adapun tanggal 10 Muharram adalah “Hari Raya”yang digunakan untuk bergembira dengan shadaqah,” ujarnya.

Hari raya ini, lanjutnya, adalah untuk mensyukuri nikmat Allah, bukan hari raya dengan shalat. Tetap hari raya dengan pakaian rapi dan memberikan makanan kepada para faqir.

“Sebaiknya orang Islam mengetahui tahun baru Islam. Hari wuquf di Arafah itu akan menjadi hari pertama bulan Muharram dan akan menjadi tanggal 27 bulan Rajab,” tukas KH Sholeh Darat.

Islam mempunyai dua belas bulan dalam hitungan satu tahun menurut hitungan yang telah ditetapkan.

Empat bulan di antaranya adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah Swt yaitu, bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

Sejumlah ahli tafsir bahkan menyebut, amalan-amalan ibadah yang dilakukan selama empat bulan haram itu bakal dilipatgandakan pahalanya.

Demikian pula balasan untuk perbuatan buruk pada 4 bulan ini, akan lebih besar. Hal ini seperti dijelaskan Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir:

“Allah SWT mengkhususkan empat bulan haram dari 12 bulan yang ada, bahkan menjadikannya mulia dan istimewa, juga melipatgandakan perbuatan dosa di samping melipatgandakan perbuatan baik.”

Sejarah Hari Integrasi Timor Timur

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai Sobat PAIS FOUNDATION
Sudah tau belum kalau Timor Leste dulu adalah bagian dari NKRI?

Yuk kita simak sejarahnya berikut ini 😎

Hari Integrasi Timor Timur diperingati setiap tahunnya pada tanggal 17 Juli. Tanggal tersebut ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan kondisi saat Timor Timur sepenuhnya menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Juli 1976.

Sempat menjadi provinsi termuda di Indonesia, Timor Timur akhirnya lepas dari Indonesia pada tahun 1999 dan menjadi negara Timor Leste sejak tahun 2002. Negara ini berada di kawasan gugus pulau Timor di Nusa Tenggara Timur.

Proses integrasi Timor Timor sebelum menjadi bagian wilayah Indonesia cukup panjang, lho. Kejadian ini terjadi pada saat Timor Timur masih di bawah pendudukan Portugis.

Timor Timur mengalami polemik yang cukup serius pada tahun 1975 dan membuat pemerintahan Indonesia cemas. Soeharto, yang kala itu menjadi presiden khawatir jika Timor Timur akan menjadi negara komunis karena masih dikuasai oleh Portugis.

Akibat polemik tersebut, Soeharto menjalin komunikasi dengan Presiden Amerika Serikat Gerald Rudolph Ford Jr dan Menlu AS, Henry Kissinger di Jakarta. Pertemuan tersebut menghasilkan invasi militer ke Timor Timur dengan nama Operasi Seroja.

Amerika Serikat menyuplai 90 persen senjata untuk militer Indonesia dalam invasi tersebut untuk melawan blok komunis di bawah komando Uni Soviet. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri Indonesia terhadap Timor Timur.

Ada tiga faksi yang berpengaruh di Timor Timur saat itu, yaitu Partai Uniao Democratica Timorense (UDT), Frente Revolucionaria de Timor-Leste Independente (Fretilin), dan Associacao Popular Democratica de Timor (Apodeti).

UDT menginginkan Timor Timur tetap menjadi koloni Portugal, Fretilin menghendaki kemerdekaan dan menjadi negara sendiri, sedangkan Apodeti ingin agar Timor Timur bergabung dengan Indonesia.

Di antara ketiga faksi ini, Apodeti paling lemah pengaruhnya, kalah dari UDT dan Fretilin. Praktis, terjadi persaingan sengit antara UDT yang ingin mempertahankan status quo melawan keinginan merdeka dari Fretilin.

UDT menuduh bahwa Fretilin akan membawa Timor Timur menjadi negara komunis. Perseteruan ini berujung pada konflik berdarah dan banyak warga Timor Timur yang mengungsi ke kawasan perbatasan yang dekat dengan wilayah Indonesia.

Setelah Presiden Soeharto dan Orde Baru runtuh pada 1998, diadakan referendum di Timor Timur pada 30 Agustus 1999. Hasilnya, wilayah ini lepas dari Indonesia dan berdiri sebagai negara sendiri bernama Timor Leste sejak 2002 hingga kini.

Niat Puasa Dzulhijah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai Sobat PAIS FOUNDATION
Sudah bisa belum niat puasa di bulan Dzulhijah?
Yuk kita hafalkan bersama
Puasa Dzulhijjah merupakan ibadah yang dianjurkan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. 10 hari pertama bulan Dzulhijjah memang penuh keistimewaan. Bulan terakhir dalam penanggalan Hijriah ini penuh dengan kesempatan untuk mendapatkan pahala.

Selain puasa Dzulhijjah, ada pula puasa Tarwiyah dan Arafah yang bisa dilakukan. Ketiga amalan puasa tersebut merupakan amalan yang dapat dilakukan dari awal bulan Dzulhijjah hingga sebelum hari raya Idul Adha.

Selain ibadah haji, kurban dan tentunya Salat Idul Adha, umat Islam juga bisa mengamalkan ibadah puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah di bulan ini.

7 hari pertama bulan Dzulhijjah disebut juga puasa Dzulhijjah, hari ke-8 merupakan puasa Tarwiyah, dan hari ke-9 merupakan puasa Arafah.

Amalan puasa Dzulhijjah juga merujuk pada sabda Rasulullah SAW:

“Tidak ada hari di mana amal salih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yakni 10 hari pertama Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, ‘Tidak juga dari jihad fi sabilillah?’ Beliau menjawab, ‘Jihad fi sabilillah juga tidak, kecuali seseorang yang keluar dengan diri dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan satu pun dari keduanya.”

Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yakni dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadan, diperbolehkan mengqadanya bersamaan puasa sunah Dzulhijjah.

Bahkan, menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi, andaikan puasanya hanya niat qada, maka mendapat pahala keduanya, melansir laman Nahdlatul Ulama (NU).

Berikut niat puasa Dzulhijjah:

  • Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah:

“Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta’ala.”

  • Niat puasa sunnah pada 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyyah):

“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala.”

  • Niat puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah):

“Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala. Artinya, “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala.”

Karena puasa Dziulhijjah merupakan puasa sunah, bagi orang yang lupa niat pada malam hari, boleh niat siang harinya, yakni pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu zuhur), selagi ia belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:

Setelah selesai dengan ibadah puasa sunah 7 hari di awal bulan Dzulhijjah, umat Muslim yang masih ingin memperoleh keberkahan dari Allah SWT bisa melanjutkan dengan niat puasa Tarwiyah. Keutamaan puasa tarwiyah adalah dapat menghapuskan dosa satu tahun bagi siapa pun yang melakukannya.

Niat puasa Tarwiyah diucapkan pada tanggal 8 Dzulhijjah, tepat setelah puasa 7 hari selesai atau dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.

Niat puasa Tarwiyah:

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.”

Setelah membaca niat puasa tersebut, bisa menjalankan sahur pada dini hari dan menjalankan puasa Tarwiyah.

Setelah menjalankan puasa Tarwiyah, ada pula puasa sunah Arafah yang dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah Haji. Puasa sunah Arafah dilakukan tepat setelah puasa Tarwiyah, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Keutamaan puasa Arafah ini tidak main-main, yaitu bisa menggugurkan dosa selama dua tahun. Rasulullaah SAW bersabda tentang puasa Arafah:

“Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. An Nasaa’i).

Niat puasa Arafah:

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: “Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala.”

Niat puasa Arafah ini bisa dibaca begitu selesai menjalankan ibadah puasa Tarwiyah di hari sebelumnya.

Dilipatgandakan pahalanya adalah salah satu keutamaan puasa sunnah Dzulhijjah. Pahala ibadah pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah mendapat pahala berlipat ganda daripada ibadah di bulan lain.

Rasulullah bersabda, yang artinya, “Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan salat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Trmidzi)

Keutamaan lainnya adalah penghapusan dosa. Berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arafah) dapat menghapus dosa selama dua tahun. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapuskan puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113). Hari pembebasan dari siksa neraka juga termasuk dalam keutamaan puasa sunnah tersebut. Disebutkan bahwa hari Arafah adalah hari di mana Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari-hari lainnya.

Pemahaman atas pembebasan atas siksa neraka ini merujuk pada sabda Rasulullah, yang artinya, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Ia mendekat, lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata, ‘Apa yang mereka inginkan?'” (HR Muslim)

Selain berpuasa, mengutip muslim.or.id, amalan lain yang disarankan selama bulan Dzulhijjah adalah dzikir. Lebih diutamakan untuk berdzikir di 10 hari pertama bulan ini dengan memperbanyak membaca takbir, tahlil, dan tahmid.

Ibadah lainnya adalah membaca al-qur’an, sedekah, dan kurban. Allah SWT berfirman yang artinya, “Maka salatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!” (QS. Al-Kautsar: 2)

“Barang siapa yang salat seperti kita salat, dan berkurban seperti kita berkurban, maka sungguh ia telah mengerjakan kurban dengan benar. Dan barang siapa yang menyembelih kurbannya sebelum salat Iduladha, maka kurbannya tidak sah.” (HR. Al Bukhari)

Ibadah lain yang juga identik dengan bulan Dzulhijjah adalah pergi haji.

Sidang Isbat Hari Raya Idul Adha

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai Sobat PAIS FOUNDATION
Sebentar lagi Umat Muslim sedunia akan merayakan hari Raya Idul Adha.

Tapi, Sudah tahu kah sobat Idul Adha jatuh pada tanggal berapa?

“Secara mufakat, 1 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Jumat tanggal 1 Juli 2022 Masehi,” ujar Wakil Menteri Agama yang dikutip Pikiran Rakyat Depok melalui Antara. Dengan demikian, tanggal 10 Zulhijah 1443 Hijriah atau lebaran Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Juli 2022.

Rabu, 29 Juni 2022, pemerintah telah mengadakan konferensi pers terkait Sidang Isbat penetapan 1 Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha 2022.

Berdasarkan hasil Sidang Isbat yang melibatkan sejumlah unsur masyarakat, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi resmi menetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada tanggal 1 Juli 2022.

Wamenag mengungkapkan bahwa keputusan diambil atas dasar pertimbangan hasil hisab dan rukyatul hilal di 86 titik di 34 provinsi, dan hasil pengamatannya dinyatakan tidak ada satupun yang melihat hilal.

Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama melaporkan, jika ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia pada posisi 0 derajat 52 menit sampai dengan 3 derajat 13 menit dengan sudut elongasi 4,27 derajat hingga 4,97 derajat.

Hasil tersebut tidak memenuhi MABIMS, yang mana harus berada pada minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya senja (syafak) yang dinyatakan dengan parameter minimum 3 derajat.

“Hisab sudah di atas ufuk, tapi belum memenuhi imkanul rukyat MABIMS serta laporan hilal juga tidak terlihat,” kata Zainut.

Dengan ditetapkannya Idul Adha 2022 pada tanggal 10 Zulhijah, maka lebaran tahun ini terdapat perbedaan dengan keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 2022 jatuh pada tanggal 9 Juli 2022, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah 1443 Hijriah beserta Hari Arafah dan Iduladha dalam Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab, Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti kembali menjelaskan mengenai penetapan 1 Dzulhijjah dan Iduladha 2022.

Adapun 1 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada tanggal 30 Juni 2022, sedangkan Iduladha 2022 versi Muhammadiyah jatuh pada tanggal 9 Juli 2022.

“Perhitungan tersebut Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Zulhijah jatuh pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2022,” jelas Abdul Mu’ti.

Mengacu pada metode tersebut, dengan hasil bahwa posisi bulan di Indonesia sudah di atas ufuk pada Rabu sore. Artinya kriteria Wujudul Hilal sudah terpenuhi.

Dengan menggunakan dua metode hilal yaitu hisab (perhitungan) dan rukyah (melihat langsung), Zainut menyampaikan bahwa, kedua perhitungan ini sama penting dan saling melengkapi satu dengan lainnya.

Apakah Boleh Kurban Ayam??

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hai Sobat PAIS FOUNDATION
Sebentar lagi Umat Islam akan Merayakan hari Idul Adha nih

Boleh gak sih kita Kurban hewan unggas seperti ayam?

Hewan untuk kurban
Pada hari raya Idul Adha, terdapat dua amalan sunah yang paling utama untuk dikerjakan, yaitu shalat Idul Adha secara berjamaah dan menyembelih hewan Kurban atau Qurban.

Kedua amalan tersebut telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Al-Bara’ bin ‘Azib:

“Sungguh yang pertama kali kami lakukan pada hari ini adalah shalat ( Idul Adha ), kemudian kami pulang dan setelah itu menyembelih hewan Kurban. Siapa yang melakukan hal demikian (menyembelih setelah shalat), maka dia telah memperolah sunah kami. Tetapi siapa yang menyembelih sebelum itu, maka penyembelihannya itu sebatas menyembelih untuk keluarganya sendiri dan tidak dianggap ibadah Kurban,

Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menjelaskan, tidak semua hewan termasuk dalam kategori hewan kurban.

Cholil mengatakan, ketentuan mengenai jenis hewan kurban telah difirmankan Allah SWT dalam Al Quran surat Al Hajj ayat 28.

Dalam ayat tersebut, yang dimaksud dengan hewan kurban adalah bahimatul an’am.

“Kata bahimatul an’am itu oleh ulama tafsirnya hanya kepada unta, sapi, kambing, atau domba. Itu yang dimaknai sebagai hewan yang boleh untuk dijadikan kurban,”

Menurut Ustadz Adi Hidayat, memang ada beberapa ulama yang berpandangan demikian.

Kata nabi, jangan pernah menyembelih kecuali hewan-hewan ini.

Hewan apa yang dimaksud nabi? Dicontohkan oleh Nabi Muhammad, Nabi pernah menyembelih unta, kemudian membenarkan penyembelihan domba, kambing dan seterusnya.

Ini yang menunjukkan bahwa Kurban yang dimaksud terbatas pada hewan tertentu, dan tidak diluar konteks yang dicontohkan nabi.

Dikisahkan, menyembelih ayam itu dilakukan oleh Bilal.

Sayidina Bilal adalah sahabat Nabi yang memiliki keterbatasan dalam segi harta, sehingga aktivitasnya lebih terkonsentrasi pada masjid. Tapi beliau ingin berkurban tapi mampunya pakai ayam.

Walaupun tidak masuk dalam kualifikasi hewan Kurban, tetapi ada spirit untuk berbagi,” ujarnya.

Pendapat Abu Syekh Haji Hasanoel Bashry

Mengenai hukum dan permasalahan ini, Abu Syekh Haji Hasanoel Bashry atau dikenal Abu Mudi pun menjawab dalam kanal Youtube-nya, MUDI TV yang diunggah pada 8 Februari 2019.

“Dalam kitab Fiqih yang sudah kita pelajari, tidak ada (kurban ayam). Tetapi dalam kitab berbahasa Jawi ada,” terang Abu Mudi seperti dikutip dari Serambinews.com.

Abu Mudi menceritakan bahwa dulunya ia kesusahan menjawab pertanyaan mengenai ayam boleh atau tidak dijadikan sebagai hewan kurban.

“Saya cukup kesusahan pada waktu itu ketika ada seseorang yang bertanya,” terangnya.

Abu Mudi menjawab pada waktu itu bahwa tidak ada kurban dengan ayam.

“Saya menjawab tidak ada karena yang saya pelajari adalah kitab Arab dan yang saya ajarkan pun juga kitab Arab. Tidak pernah disebutkan (ayam boleh dikurbankan),” jelas Abu Mudi.

Abu Mudi mengatakan ketika dirinya mengisi pengajian di Kembang Tanjung ada yang menunjukkan kitab yang memperbolehkan kurban dengan ayam.

“Ketika saya isi pengajian di Kembang Tanjung, ada yang memperlihatkan kitab, yang ternyata memang ada yang menjelaskan tentang kurban dengan seekor ayam,” ujarnya.

Namun pada saat itu, Abu Mudi membaca kitab tersebut dengan teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“Saya baca dengan teliti dan cukup berhati-hati sekali, di awalnya tertulis,“ kata Ibnu Abbas”

“Dari situ langsung saya temukan jawabannya, tanpa harus membaca sampai selesai,” jelas Abu Mudi.

“Ibnu Abbas adalah seorang Mujtahid,” ungkap Abu Mudi.
“Ibnu Abbas adalah seorang Mujtahid,” ungkap Abu Mudi.

Abu Mudi mencontohkan, jika fakir miskin itu untuk seekor kambing tidak sanggup ia beli, tapi setiap tahun berhasrat ingin kurban, maka Ibnu Abbas memberikan fatwa.

“Ibnu Abbas memberikan fatwa boleh berkurban dengan seekor ayam bagi yang tidak sanggup beli kambing,” terangnya.

Abu Mudi meminta kepada semuanya untuk tidak secara mutlak mengamalkan pendapat Ibnu Abbas yang terdapat dalam kitab berbahasa Jawi tersebut.