AKANKAH AMALKU DITERIMA ?
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sobat PAIS FOUNDATION… Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin…
Oleh :
Ustadz Abu Usamah Abdurrahman
Akankah amalku diterima
Beramal saleh memang penting karena merupakan konsekuensi dari keimanan seseorang. Namun, yang tidak kalah penting adalah mengetahui persyaratan agar amal tersebut diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan justru membuat Allah subhanahu wa ta’ala murka karena tidak memenuhi syarat yang Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya tetapkan.
Dalam mengarungi lautan hidup ini banyak duri dan kerikil yang harus kita singkirkan satu demi satu. Demikianlah sunnatullah hidup bagi setiap orang. Di antara manusia ada yang berhasil menyingkirkan duri dan kerikil-kerikil itu sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Namun, di antara mereka ada yang tidak mampu menyingkirkannya sehingga harus terkapar dalam kubang kegagalan di dunia dan akhirat.
Kerikil dan duri-duri hidup itu sedemikian banyak. Untuk menyingkirkannya jelas membutuhkan waktu yang sangat panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit. Kita takut, seandainya kegagalan hidup itu berakhir dengan murka dan neraka Allah subhanahu wa ta’ala. Akankah kita bisa menyelamatkan diri lagi, sementara kesempatan sudah tidak ada? Akankah ada orang yang merasa kasihan kepada kita padahal setiap orang bernasib sama?
Maka dari itu, sebelum semua itu terjadi, sekarang kesempatan bagi kita untuk menjawabnya dan berusaha untuk menyingkirkan duri dan kerikil hidup tersebut.
● EMPAT HAL AGAR SELAMAT DUNIA DAN AKHIRAT
Tidak ada cara yang terbaik kecuali harus kembali kepada agama kita dan menempuh bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa satu-satunya jalan itu adalah dengan beriman dan beramal kebajikan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, orang-orang yang saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan saling nasihat-menasihati dalam kesabaran.” (al-’Ashr: 1-3)
Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dengan masa, menunjukkan waktu bagi manusia sangat berharga. Dengan waktu, seseorang bisa memupuk iman dan memperkaya diri dengan amal saleh. Dengan waktu pula, seseorang bisa terjerumus dalam perkara-perkara yang dimurkai Allah subhanahu wa ta’ala. Empat perkara yang disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam ayat ini merupakan tanda kebahagiaan, kemenangan, dan keberhasilan seseorang di dunia dan di akhirat.
Keempat perkara inilah yang harus dimiliki dan diketahui setiap orang ketika harus bertarung dengan kuatnya badai kehidupan. Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab beliau al-Ushul ats-Tsalasah dan Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Zadul Ma’ad (3/10), keempat perkara tersebut merupakan kiat untuk menyelamatkan diri dan melawan hawa nafsu yang memaksa kita terjerumus ke dalam kesesatan dan tersandung dengan batu dan duri-duri tersebut di tengah perjalanan.
● IMAN ADALAH UCAPAN DAN PERBUATAN
Mengucapkan “saya beriman”, memang sangat mudah dan ringan di mulut. Akan tetapi, bukan hanya dengan itu kemudian seseorang menjadi sempurna imannya. Ketika seseorang memproklamirkan dirinya beriman, ia memiliki konsekuensi yang harus dijalankan dan ujian yang harus diterima. Demikianlah tuntutan dari iman tersebut.
Artinya, mengikrarkan keimanan konsekuensinya adalah siap untuk melaksanakan segala apa yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya baik berat atau ringan, disukai ataupun tidak disukai
Barakallahu Fiikum